Normalcy Bias ~ Musing on technology, computer and internet

Normalcy Bias

February 3, 2005

Mumpung ingat yang saya tonton kemarin di TVRI, sebuah courtesy dari TBS ( Tokyo Broadcasting System ) sebuah stasiun TV di Jepang ( sebuah negara yang kenyang asam garam Tsunami ) membeberkan berbagai infromasi tentang kedasyatan Tsunami. Ternyata Tsunami mempunyai kekuatan yang luar biasa, berbeda dengan gelombang biasa meskipun jika dua duanya dalam skala ukuran yang sama. Misal sebuah gelombang dengan tinggi 50 cm tidak akan mampu menggoyahkan seorang anak laki laki umur belasan tahun yang berdiri dipantai, namun sebuah gelombang Tsunami dengan tinggi sama setinggi 50 cm akan cukup kuat untuk menghempaskan seorang anak umur belasan tahun bahkan orang dewasa sekalipun. Ini disebabkan tsunami mempunyai daya apung yang sangat besar dan daya dobrak yang luar biasa, sehingga siapapun yang tersapu tsunami kemungkinan besar kakinya akan segera terangkat keatas dan membalikkan orang tersebut dan menghempaskannya. Dan dijelaskan pula, hal yang paling banyak membuat korban jiwa adalah si manusia itu sendiri. Dijepang sendiri setelah di lakukan penelitian terhadap para penduduk mengenai reaksi mereka jika ada tsunami, kebanyakan dari mereka berpendapat mereka tidak akan kena dampak dari tsunami itu sendiri. Ini disebutkan sebagai Normalcy Bias atau prasangka normal terhadap kejadian atau sesuatu. Seperti yang kita lihat di tv , banyak yang orang di pantai begitu melihat gelombang yang tinggi tetapi mereka bereaksi biasa biasa saja, ini akibat normalcy bias itu tadi. Reaksi melihat kejadian itu sebagai sesuatau yang normal, padahal itu adalah bencana dan hal inilah penyebab utama banyaknya korban disamping kekuatan si Tsunami itu sendiri dan tiadanya system peringatan dini. Takjubnya saya adalah sistem peringatan dini terhadap bahaya Tsunami di Jepang yang sudah sedemikain canggihnya , tetapi merekapun bilang itu masih setengah jalan, atau boleh dibilang mereka tidak menjamin system itu mempunyai dampak yang signifikan, karena apapun bisa terjadi, terlebih jepang dikelilingi oleh lempenge lempeng kulit bumi yang labil yang sewaktu waktu bisa bergeser dan terjadi gempa. Ya namanya kehendak Tuhan seberapapun kemampuan manusia pasti tiada mampu menandingi kekuatan Tuhan. Dijepang sekian detik setelah gempa, maka badan BMG mereka akan segera membuat uraian dan detil daerah yang akan di landa, kekuatan, dan daya jelajah si tsunami yang akan terjadi untuk segera mengeluarkan peringatan dini kepada penduduk. Tidak heran pemerintah jepang memang menganggarkan dana tersendiri untuk sistem sperti ini bahkan pendidikan khusus tentang tsunami. Saya baca di Bisnis Indonesia ( lupa edisinya, circa Januari 2005 kalo nggak salah ) indonesia pun mendapat hibah sebuah software simulasi dan prediksi tsunami dari sebuah perusahaan Hydraulic thermo ..apa gitu lupa saya namanya, sebuah perusahaan dari Eropa, yang akan digunakan mensimulasikan Tsunami yang akan berguna bagi pengembangan system peringatan dini diIndonesia. Ya mudah mudahan saja hal hal yang berkepentingan nyawa banyak orang sudah menjadi konsen yang jelas bagi pemerintah. Sudah selayaknya pajak yang disetorkan dikembalikan lagi kerakyat untuk kesejahteraan rakyat.

Bookmark it :

  • Technorati
  • Del.icio.us
  • Digg
  • Yahoo!
  • Google
  • Meneame
  • Furl
  • Reddit
  • Magnolia
  • Blinklist
  • Blogmarks

Subscribe to RSS or Email

0 comments: